Rabu, 25 April 2018

Semakin berubah zaman,semakin lupa aku dengan Tuhan.
Setelah kulalui semua perjalanan drama hidup yang kau sutradarai Tuhan,walau belum sampai pada akhirnya. Tapi aku merasa bersyukur akan itu, Tuhan sayang padaku ia menegurku dengan caranya yang sempurna.

Kulihat di layar televisi huru-hara kehancuran negeri mereka,luluh-lantak hancur berkeping-keping. Disitu aku berfikir akan dahsyatnya rahasiamu Tuhan. Kau jadikan peristiwa yang berabad-abad lama terjadi itu sebagi cobaan bagi kami yang hidup aman dan damai. Sungguh hebat mereka, dalam keadaan yang sangat menakutkan Al-Qur'an tak pernah lekang dari hidup mereka. Lima waktu yang kau perintahkan Tuhan,mereka selalu ingat.

Aku malu, di negeri yang aman ini jarangku membaca Kalammu,Tuhan. Bahkan,untuk memegangnya saja aku tak acuh. Kerasnya volume pengeras suara dikala adzan, tak terhiraukanku.

Aku malu, entah pada siapa aku malu.
Aku malu, entah kenapa kumalu.
Aku malu pada mereka yang teguh akan imannya kepada Rabb.
Aku malu karena tak seperti mereka.